Tugas Bahasa Indonesia 1
Xz
1. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa
dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar
anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan
dan mengembangkan kebudayaan.
3. Fungsi artistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa
estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi politis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan
untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
Di setiap Negara pasti mempunyai bahasa sebagai alat
komunikasinya masing-masing,begitupun dengan Negara Indonesia. Di Indonesia
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa Negara. Bahasa Indonesia sendiri
diresmikan pada 18 Agustus 1945.Hal ini tercantum dalam pasal 36 UUD 1945 yang
berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku dengan
latar belakang yang berbeda sehingga Bahasa Indonesia jugalah yang menjadi
penghubung antar masyarakat dalam berkomunikasi. Selain itu Bahasa Indonesia
juga memiliki peranan sebagai lambang identitas dan juga sebagai Bahasa
Nasional. Oleh karena itu Bahasa Indonesia juga wajib digunakan dalam
komunikasi resmi di lingkungan kerja baik pemerintah maupun swasta seperti yang
tercantum dalam pasal 33
“PASAL 33 (1) Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta. (2)
Pegawai di lingkungan kerja lembaga pemerintah dan swasta sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang belum mampu berbahasa Indonesia wajib mengikuti atau
diikutsertakan dalam pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia.
Penjelasan: Yang dimaksud dengan “lingkungan kerja swasta” adalah mencakup
perusahaan yang berbadan hukum Indonesia dan perusahaan asing yang beroperasi
di Indonesia.”
Ragam menurut KBBI dapat diartikan sebagai macam, jenis,
ataupun corak.Dalam hal ini Ragam bahasa diartikan juga sebagai variasi bahasa
yang biasa digunakan masyarakat yang dapat dibedakan menurut topic pembicaraan
ataupun sarana ataupun media yang digunakan dalam berkomunikasi.Dalam hal harus
memerhatikan siapa lawan bicara/ pembaca yang dituju,ataupun masalah yang
dibicarakan. Sebagai contoh membuat surat resmi(surat dinas), membuat tulisan
karya ilmiah atau ketika berada di lingkungan yang resmi seperti di kantor atau
sekolah, harus memakai bahasa yang baku atau bahasa resmi yang tentunya akan
berbeda ketika berada di lingkungan rumah yang biasa menggunakan bahasa tidak
baku.
Ragam bahasa memiliki banyak arti.Berikut ini beberapa
pengertian menurut beberapa ahli
Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara.”
Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan
bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor,
atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi
tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.”
Ragam bahasa timbul akibat adanya perubahan pada lingkungan
masyarakat seperti perubahan pada variasi bahasa yang biasa dipakai tanpa
mengubah fungsi bahasa tersebut sebagai sarana untuk berkomunikasi.
Jika ditinjau dari media penyampaiannya ragam bahasa dapat
dibagi menjadi ragam bahasa lisan, dan ragam bahasa tertulis
Ragam Lisan
Ragam lisan merupakan ragam yang diungkapkan secara
lisan.Ragam ini memerlukan teman bicara dan berlangsung cepat selain itu
pembicara dituntut untuk memperhatikan lingkungan sekitar.Pada lingkungan
formal pembicara harus menggunakan ragam lisan baku contohnya ketika berpidato,
sedangkan ketika berada di situasi tidak formal dapat menggunakan bahasa yang
tidak baku atau santai.
Ragam Tulis
Ragam tulis merupakan ragam yang memanfaatkan media cetak
sebagai alat perantaranya. Pada ragam tulis hal yang diperhatikan adalah tata
bahasa, kosakata, dan juga tanda baca. Dalam hal ini pemilihan kosakata juga
merupakan hal yang sangat penting contoh membuat surat dinas, karya ilmiah,dll.
3. EYD dan Tata Baca
1. PEMAKAIAN HURUF
a. Huruf Abjad : Terdapat 26 huruf abjad
b. Huruf Vokal : Huruf yang melambangka vocal dalam bahasa
Indonesia terdiri dari huruf a,I,u,e,o
c. Huruf Konsonan : Huruf yang melambangkan konsonan dalam
bahasa Indonesia adalah huruf yang selain
huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong : dalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan :terdapat empat gabungan huruf
yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
2. PENULISAN HURUF
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf
berdasarkan EYD, yaitu
- Penulisan huruf besar (Kapital)
- Huruf Miring
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar
digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
- Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
- Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
- Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
- Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
- Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
- Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
- Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
- Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
- Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
- Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
- Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
- Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
- Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
3. PENULISAN KATA
- Kata Dasar : kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan
- Kata Turunan (Kata berimbuhan)
- Kata Ulang : Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
4. PEMAKAIAN TANDA BACA
- · Tanda Titik (.)
- · Tanda koma (,)
- · Tanda Titik Tanya ( ? )
- · Tanda Seru ( ! )
- · Tanda Titik Koma ( ; )
- · Tanda Titik Dua ( : )
- · Tanda Elipsis (…)
- · Tanda Garis Miring ( / )
- · Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
- · Tanda Petik ( “…” )
Dalam sebulah karya tulis pemilihan kata merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut akan menggambarkan isi dari suatu tulisan tersebut dan juga agar pembaca mengerti apa yang dimaksud oleh penulis. Pemilihan kata bukan sekedar milih kata yang tepat melainkan mencari arti yang sesua dengan konteks dimana kata itu digunakan. Ketepatan pemilihan kata dipengaruhi oleh kemampua penggunaan bahasa dan pembendahaaran bahasa.
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah
sebagai berikut:
- Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
- Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
- Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
- Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
- Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
- Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
- Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
1.
Kata-kata denotatif dan konotatif
a. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya
yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual.
Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
b. Makna konotasi adalah makna yang
bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi
yang mengalami penambahan.
2. Kata umum dan kata khusus
a. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas
dari kata yang lain.
b. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang
sempit dari kata yang lain.
4. Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat
berdasarkan beberapa ranah seperti :
a.
Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku
karena :
- Penambahan fonem
Kata baku Kata non baku
Imbau Himbau
Andal Handal
Utang Hutang
- Pengurangan fonem
Kata baku Kata non-baku
Terap Trap
Terampil Trampil
Tetapi Tapi
Tidak Tak
- Pengubahan fonem
Kata baku Kata non-baku
Telur Telor
Ubah Obah
Tampak Nampak
5.
Penggunaan Kata Penghubung
- Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
- Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.
- Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
- Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
- Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
- Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
- Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti, bagaikan,laksana.
- Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.
6. Penulisan kata secara benar
- Penulisan kata depan di yang benar
adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan ke yang benar
adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan dari yang benar
adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
Selain
kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula kesalahan
sebagai berikut :
- Penulisan partikel non seperti pada
contoh :
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Non-Indonesia Non
Indonesia
Non-batak Non
batak
Nonformal Non
formal, non-formal
- Penulisan partikel sub seperti pada
contoh :
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Subbab
Sub bab, Sub-bab
Subbagian Sub
bagian, Sub-bagian
- Penulisan pertikel per seperti pada
contoh :
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
per jam
Perjam
per bulan
Perbulan
per tahun
Pertahun
- Penulisan kata per
Kata per yang memiliki arti ‘menjadikan
lebih’ atau memperlakukannya sebagai’
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Perbesar Per besar
Persingkat Per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata “ pun “
yang mempunyai arti :
”juga” harus di tuliskan secara
terpisah dengan kata yang di ikutinya
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Aku pun
Akupun
Sedikit pun
Sedikitpun
Kata pun pada kata tertentu yakni
ungkapan yang sudah padu harus di tuliskan serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Meskipun
Meski pun
Bagaimanapun Bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca
di tulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Pascasarjana Pasca sarjana,
Pasca-sarjana
Pascapanen Pasca
panen, Pasca-panen
Selain itu dalam penulisan awalan
tertentu, seperti :
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
Betolak belakang Betolaktolang
Mendarah daging Mendarahdaging
7. Homonim, Homofon, Homograf
- Homonim : sama nama, sama bunyi tetapi beda makna
- Homofon : Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna
- Homograf : Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna
8. Kata abstrak dan kata konkrit
Kata abstrak berupa konsep
Contoh : kebenaran pendapat itu begitu
meyakinkan
Kata kponkrit berupa objek yang dapat
diamati
Contoh : angka kelulusan SMA tingkat
sumatera barat mengalami kenaikan hingga sembilan persen. Membicarakan
membahas, mengkaji.
9. Penentuan batas kata
Dalam ilmu linguistik barat ada minimal
lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
- Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk
mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat
dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada
batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa
dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
- Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk
mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya
lagi dan ditambah beberapa kata.
- Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh
Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa
berdiri sendiri.
- Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan
pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya.
Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata
terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang
diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni
vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki
"kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap
kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai
peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada
pula perkecualiannya..
- Satuan semantic
Seperti pada banyak bentuk bebas yang
minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam
kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat
kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih
gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Sumber :
- https://rubrikbahasa.wordpress.com/2009/04/02/bahasa-negara-bahasa-nasional/
- http://beritagar.id/artikel/infografik/langgar-uu-wajib-berbahasa-inggris-di-kantor-24510
- https://budiyonodion.wordpress.com/tag/undang-undang-kebahasaan-uu-242009/
- http://rizkirahmadewi.blogspot.co.id/2013/09/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
- http://www.slideshare.net/tyyadelatorres/bi-makalah-ragam-bahasa-indonesia
- http://meitadwicipta.blogspot.co.id/2014/10/penggunaan-ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html
- http://dafiqprasetyo.blogspot.co.id/2014/10/diksi-pemilihan-kata.html